Monday, October 9, 2017

Tanda tanda orang merdeka menurut ibnu Athaillah

Tanda tanda orang merdeka menurut ibnu Athaillah
Merdeka, itulah satu kata yang memiliki arti luas salah satunya yaitu adanya Ketenangan batin bagi seseorang, semua orang pasti kan ingin hatinya tenang ? merdeka ? Tanda tanda orang merdeka salah satunya adalah Ketenangan batin, ini bisa terjadi pada semua kalangan, mau kaya miskin, orang desa, kota, yang sudah tua ataupun yang muda.  
 Ketenangan batin ini bisa dialami oleh mereka yang tidak memiliki keinginan apapun sehingga jiwanya merdeka bebas dari belenggu keinginan dan ambisi tersebut sebagai disebut
Syekh Ibnu Athaillah pada hikmah berikut ini.

أنت حر مما أنت عنه آيس وعبد لما أنت له طامع

Artinya, “Kau bebas merdeka dari sesuatu yang kauputus asa. Tetapi kau menghamba pada sesuatu yang kauharapkan.”

Bagi mereka yang sedang menempuh jalan menuju Allah, keinginan yang diawali dengan menaruh harapan kepada sesuatu merupakan bahaya besar. Harapan atas sesuatu menyandera batin mereka sehingga mereka hanya terpaku pada keinginannya seperti disinggung Syekh Zarruq berikut ini.

قلت: لأن ما أنت له طامع آخذ بقلبك فأنت له بكلك، وما أنت عنه آيس أنت عنه معرض بقلبك فليس له شىء من وجودك...قال فى التنوير وتفقد وجود الورع من نفسك أكثر مما تتفقد سواه، وتطهر من الطمع فى الخلق، فلو تطهر الطامع فيهم بسبعة أبحر ما طهره إلا اليأس منهم ورفع الهمة عنهم. ثم ذكر حكاية على كرم الله وجهه وقول الحسن له: فساد الدين الطمع وصلاح الدين الورع.

Artinya, “Buat saya, hal itu terjadi karena sesuatu yang kauharapkan itu memenjara hatimu sehingga kau mengabdi sepenuhnya untuk itu. Tetapi terhadap sesuatu yang kauputus asa, hatimu tentu berpaling sehingga tak satupun organmu melekat padanya.

Baca Juga : Amalan amalan utama di bulan Muharram atau Syura

Syekh Ibnu Athaillah berkata di kitab At-Tanwir, 
‘Temukanlah kewara‘an pada dirimu melebihi apapun pencarianmu selain wara‘. Sucikan dirimu dari harap kepada makhluk (thama‘). Kalau saja orang yang menaruh harapan kepada makhluk mencoba bersuci di tujuh laut, niscaya hal itu percuma kecuali kalau ia menanggalkan harapnya dari makhluk dan mengangkat orientasinya jauh dari mereka.’

Syekh Ibnu Athaillah juga mengutip pernyataan Sayyidina Ali RA dan Al-Hasan Al-Bashri, ‘Sebab kerusakan agama seseorang adalah thama‘ (harap kepada makhluk). Sebab kesalehan agama seseorang adalah wara‘,’” (Lihat Syekh Zarruq, Syarhul Hikam, As-Syirkatul Qaumiyyah, 2010 M/1431 H, halaman 70).

Lebih jauh Syekh Ibnu Abbad menjelaskan bahwa menaruh harapan dapat dipahami sebagai sebuah cinta dan keinginan kuat untuk mewujudkannya. Ini yang dihindari kalangan sufi. Mereka lebih memilih wara‘. Mereka tidak mengejar kekayaan karena memang tidak ingin kekayaan. Mereka hanya bermuamalah sewajarnya menurut tuntunan syari tanpa mengorbankan dan merugikan orang lain.

Baca Juga : Pesan KH. Maimoen Zubair pada santrinya Agar dimudahkan rizkinya

kaum sufi dulu tidak mengejar kekuasaan apalagi dengan cara yang kotor dan keji. Mereka hidup seperti biasa. Diberi amanah kekuasaan, alhamdulillah. Kalau sudah berkuasa, juga tidak berusaha melanggengkan kuasanya, beda sama zaman sekarang. Kalau misalnya harus turun di tengah jalan seperti Gus Dur (Allah yarhamuh), ya tinggal turun. Kalau pun tidak berkuasa, jangan frustasi lalu anarki mengganggu ketertiban umum dan melawan pemerintah. Mereka orang-orang merdeka dari segala kaitan duniawi.


الطمع في الشىء دليل على الحب له وفرط الاحتياج الى نيله وذلك عبودية له كما أن اليأس من الشىء دليل على فراغ القلب منه وغناه عنه وذلك حرية منه فالطامع عبد واليائس حر

Artinya, “Menaruh harapan kepada sesuatu adalah tanda mencintainya dan tanda sangat berhajat untuk menggapainya. Sampai sini seseorang sudah menghamba kepadanya. Demikian halnya putus asa atas sesuatu adalah tanda kekosongan hati dan kekayaan hati darinya. Sampai sini orang merdeka darinya. Orang yang berharap itu hamba. Mereka yang putus asa itu adalah orang merdeka,” (Lihat Syekh Ibnu Abbad, Syarhul Hikam, Semarang, Makatabah Al-Munawwir, juz I, halaman 49).

Hikmah dari Ibnu Athaillah ini hendaknya jangan disalahgunakan sebagai upaya melemahkan semangat untuk mengajar prestasi dan cita cita. Hikmah ini merupakan peringatan bagi mereka yang menghamba kepada selain Allah seperti kekayaan, kekuasaan, jabatan, pencitraan, dan lain sebagainya.

Hikmah ini peringatan bagi mereka yang menganggap selain Allah segalanya dalam hidup sehingga harus dikejar meski dengan jalan kotor dan jalan merugikan banyak orang. Hikmah ini mengingatkan mereka yang tersandera keinginan lalu menghambakan diri pada keinginan dan harapannya sehingga mereka dipermainkan oleh keinginannya sendiri. 

Demikian Artikel  Tanda tanda orang merdeka semoga dapat memberi manfaat. amiin

Baca Juga : Pengertian dan macam macam dosa jariyah dalam islam

loading...